Sri Mulyani mengungkapkan, masalah krisis iklim telah mencuat dalam seabad terakhir. Ia menilai masalah ini tidak bisa dilepaskan dengan pertumbuhan industri, di mana industri berhasil menciptakan kemakmuran namun di sisi lain memberikan dampak pada lingkungan.
"Manufaktur dalam industrialisasi, menciptakan peningkatan kemakmuran. Banyak orang keluar dari kemiskinan, tetapi pada saat yang sama, mengalami konsekuensi yang mengerikan. Dampak negatif emisi karbon tidak dapat disangkal," kata Sri Mulyani.
"Jika kita tidak mengatasi masalah ini, hubungan atau perjalanan antara pembangunan dan industrialisasi dengan iklim, perubahan akan menjadi lebih parah dan dapat menciptakan kemunduran bagi banyak pencapaian pembangunan," tambahnya.
Dia juga menyoroti bagaimana krisis iklim telah menaikan permukaan air laut dan merubah pola curah hujan. Selain itu, perubahan iklim juga disebutnya telah menaikan angka terjadinya bencana alam yang menjadi ancaman bagi masyarakat.