Kunjungan kerja Menteri Keuangan disambut langsung oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Emma Sri Martini, Dirut PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Subholding Upstream Budiman Parhusip, dan Dirut PHR Jaffee A. Suardin.
”Belajar dari alih kelola di WK lain sebelumnya, persiapan Pertamina dalam alih kelola di WK Rokan jauh lebih banyak sehingga mampu menjaga bahkan meningkatkan produksi,” tutur Nicke, dalam sambutannya.
Sejalan dengan itu, Subholding Upstream Pertamina mencanangkan program kerja yang jauh meningkat dibandingkan tahun lalu. ”Pada tahun 2022 ini, Subholding Upstream akan mengebor 813 sumur pengembangan. Dan 500 sumur di antaranya berada di WK Rokan," ujar Budiman Parhusip. Tahun lalu Subholding Upstream mengebor 350 sumur.
WK Rokan memiliki peran strategis dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional. WK migas terbesar kedua di tanah air ini menyumbangkan sepertiga total produksi minyak Pertamina atau hampir seperempat produksi nasional dengan rata-rata produksi tahunan sekitar 160 ribu barel minyak per hari (BOPD) untuk periode September-Desember 2021. Seluruh hasil lifting WK Rokan juga diperuntukkan untuk konsumsi kilang domestik Pertamina guna mendukung ketahanan energi nasional.
Sementara, dalam paparannya, Dirut PHR Jaffee A. Suardin menyampaikan bahwa PHR berhasil meningkatkan kinerja WK Rokan pasca alih kelola. Di antaranya kenaikan tingkat produksi, biaya lifting yang makin rendah, peningkatan kegiatan pengeboran secara masif dan agresif, peningkatan keandalan fasilitas, dan tingkat efisiensi produksi yang terjaga. Hanya dalam tempo kurang dari empat bulan, PHR juga berhasil menambah rig pengeboran dari sebelumnya 6 rig menjadi 19 rig dan rig kerja ulang (work over) dari sebelumnya 25 rig menjadi 29 rig.