Apalagi, potensi ekonomi Jawa Tengah, menurut Teten nilai neraca perdagangan pada Oktober 2020 mengalami surplus sebesar USD 17,44 juta yang dipicu oleh surplus sektor non migas. Surplus menunjukkan sisi permintaan mengalami kenaikan sehingga meningkatkan produksi UMKM dan menciptakan lapangan kerja.
“Jawa Tengah memiliki banyak UMKM yang unggul dan berpotensi untuk bisa kita terus kembangkan," katanya.
Teten mengajak semua pihak untuk fokus pada pelaksanaan dan pengawasan program yang mendukung UMKM. Di antaranya kemudahan untuk pelaku usaha yang diatur Undang-Undang Cipta Kerja atau dukungan pada program Belanja Kementerian dan Lembaga sebesar 40 persen untuk UMKM.
Ia juga memperbesar kapasitas UMKM agar berkontribusi dalam ekspor nasional, mendorong UMKM masuk ke sektor formal, mendorong pengelolaan UMKM berkoperasi dan berkelompok dalam skala ekonomis.
Pihaknya juga mendorong pengembangan UMKM berbasis komoditi unggulan untuk memudahkan masuk ke dalam rantai pasok global termasuk dengan meningkatkan UMKM masuk ke dalam ekosistem digital. (NHN)