"Nah Jawa ini kalau kita lihat potensi-potensi energi-energi barunya tidak mungkin, tikdak cukup untuk bisa di-support makanya harus ada sambungan dari Sumatera nanti ke depan. Tapi itu kan kita harus lakukan bertahap. Jadi kalau tidak infrastruktur transmisi ya enggak akan bisa masuk energi-energi baru ini," ujar dia.
Lebih lanjut, Arifin mengatakan, pensiun dini PLTU Suralaya akan dilakukan bertahap dimulai dari unit-unit yang paling tua dengan efisiensi paling rendah. Adapun PLTU tersebut saat ini memiliki total 8 unit.
"Ya yang paling senior, satu itu, yang kedua dari performance-nya unit yang mana yang paling efisiensi ketinggalan, emisinya paling banyak jadi itu kriterianya," kata Arifin.
Sebagai informasi, PLTU tersebut memiliki 8 unit pembangkit dengan total kapasitas terpasang 3.440 Megawatt. Sebagai salah satu pembangkit listrik terbesar di Indonesia, PLTU Suralaya memproduksi sekitar 50 persen dari total produksi PT Indonesia Power dan menyumbang 17 persen dari energi listrik kebutuhan Jawa-Madura-Bali.
(Febrina Ratna)