"Kita ada 120 juta motor, di Bali ada satu juta katanya. Mungkin Bali duluan yang kita coba ajak masyarakat untuk partispasi untuk konversi atau (sepeda motor) listrik ini," katanya
Arifin juga menerangkan, untuk kesiapan infrastruktur sepeda motor konversi kalau yang dipakai komersial sepeda motor listrik ada stasiun pengisian sistem ganti baterai atau sistem swap dengan ganti baterai.
"Itu juga jaraknya bisa lebih jauh. Kemudian, biaya cuman Rp10 ribu seharian dipakai ke mana saja. Misalnya, habis di tengah jalan bisa (diganti lagi) karena pakai sistem token. Makannya, infrastruktur kita mulai dari sekarang, supaya ke depannya itu bisa dirasakan oleh masyarakat dan juga untuk kita semua. Karena emisinya (Co2) bisa kita turunkan jauh," katanya.
Selain itu, menurutnya untuk harga sepeda motor konversi lebih terjangkau atau murah ketimbang membeli sepeda motor dengan bahan bakar BBM.
"Itu Rp 14 juta kalau konversi, sekarang beli motor baru berapa, Rp 20 juta. Terus kemudian dia keluar ongkos setiap hari untuk bensin yang lebih mahal, mungkin pengertian-pengertian ini harus kita sosialisasikan ke masyarakat," tutup Arifin. (RRD)