Direktur Operasional Perindo Raenhat Tiranto Hutabarat mengatakan, penggabungan BUMN Perikanan akan berdampak pada bisnis perseroan. Di mana, bisnis akan menguat lantaran Perindo dan Perinus saling melengkapi dari mulai hulu ke hilir.
Konsep bisnis merger Perindo dan Perinus akan menjadi kekuatan baru di bidang perikanan. Sebab, Perindo unggul di bidang pengelolaan pelabuhan perikanan dan budidaya sedangkan Perinus masyhur di bidang perikanan tangkap. “Kekuatan Perindo dan Perinus diharapkan berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan berbahan ikan di Indonesia,” katanya.
Pada lini bisnis kepelabuhanan, Perindo memiliki kekuatan di beberapa segmen usaha pelabuhan perikanan yang dikelola. Pelabuhan itu antara lain Pelabuhan Perikanan Jakarta, Pelabuhan Perikanan Belawan, Pekalongan, Pemangkat, Brondong, Prigi, Lampulo Tarakan dengan menyediakan sarana produksi cold storage 6 unit berkapasitas 3.200 Ton, Unit Pengelolaan Ikan (UPI) 4 unit, layanan docking, kapal tangkap dan tampung, pabrik es, SWRO dan jasa kepelabuhanan lainnya.
Selain itu kekuatan Perindo pada lini bisnis Budidaya dengan lokasi tambak seluas 38 hektar (Ha), Keramba Jaring Apung 427 holes dan didukung dengan adanya Pabrik pakan ikan dan udang kapasitas 6 ton per Jam untuk menciptakan budidaya terintegrasi.
Raenhat mencatat, untuk business growth, Compound Annual Growth Rate (CAGR) Perindo-Perinus ditargetkan tumbuh hingga 26% dalam 5 tahun ke depan dengan bertumpu pada bisnis perdagangan ikan dan pakan.