"Kami akan bekerja siang malam untuk ini dan memastikan bahwa masalah ekonomi diselesaikan secepat mungkin," kata Mujahid kepada wartawan.
Namun demikian, Mujahid tidak menjelaskan secara rinci strategi pemulihan ekonomi di Afghanistan. Pihaknya memastikan bahwa akan segera membayar gaji pegawai di pemerintahan yang sejak Juli 2021 lalu tidak menerima gaji.
Sebagai informasi, krisis ekonomi kali ini merupakan tantangan terbesar yang dihadapi Taliban setelah 20 tahun lalu digulingkan pasca serangan AS 11 September. Tekanan ekonomi kali ini semakin berat lantaran harga bahan pokok seperti tepung, bahan bakar dan beras telah meningkat tajam.
Begitu juga antrean di bank masih mengular panjang karena penarikan uang dibatasi karena defisit uang tunai. Kendati bantuan kemanusiaan mulai berdatangan dan perdagangan terbatas telah kembali melintasi perbatasan darat dengan Pakistan tapi tak mampu mendorong ekonomi.
Senagai informasi, Produk Domestik Bruto (PDB) Afghanistan 40% disumbang dari bantuan asing. Sementara milaran dolar dari negara barat telah menghentikan bantuan akibat krisis kepercayaan terhadap Taliban.