Peringatan tentang potensi gagal bayar utang AS juga semakin memperburuk sentiment pasar minyak.
Kekhawatiran baru atas krisis perbankan AS juga membebani pasar minyak, setelah akuisisi darurat First Republic Bank oleh JPMorgan Chase & Co.
Langkah tersebut memicu turunnya saham perusahaan pemberi pinjaman regional lainnya, di tengah kekhawatiran krisis likuiditas yang lebih luas di sektor tersebut.
Turunnya saham perbankan juga terjadi setelah data yang menunjukkan penurunan mengejutkan dalam aktivitas manufaktur China hingga April. Data menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi pasca Covid-19 di negara importir minyak terbesar dunia itu tak sejalan ekspektasi.
Ini membuat pasar memikirkan ulang kemampuan China untuk memimpin pemulihan permintaan minyak tahun ini.
Menanggapi kondisi ini, sejumlah saham raksasa minyak dunia kompak rontoh berjamaah pada perdagangan Selasa (2/5/2023). Saham British Petroleum (BP) Plc memimpin penurunan 8,1%. (Lihat grafik di bawah ini.)
Adapun raksasa migas AS, Chevron dan ExxonMobil masing-masing turun 4,25% dan 4%. Saham perusahaan migas berbasis Houston, Texas, ConocoPhillips juga turun 3,78%. Sementara saham perusahaan migas Belanda, Shell Plc juga mengalami penurunan 3,47%. (ADF)