sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Minyak Mentah Dunia Kian Mahal, Pembeli Ragu Beli Emas Hitam dari Rusia

Economics editor Dinar Fitra Maghiszha
04/03/2022 13:34 WIB
Harga minyak mentah/crude oil terus melonjak dalam perdagangan Jumat (4/3/2022) siang.
Minyak Mentah Dunia Kian Mahal, Pembeli Ragu Beli Emas Hitam dari Rusia. (Foto: MNC Media)
Minyak Mentah Dunia Kian Mahal, Pembeli Ragu Beli Emas Hitam dari Rusia. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga minyak mentah/crude oil terus melonjak dalam perdagangan Jumat (4/3/2022) siang. Hingga pukul 12:56 WIB, minyak Brent kontrak Mei 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) naik 0,86% di USD111,41 per barel, setelah turun dari puncaknya USD119,77 per barel.

Brent kontrak Juni 2022 menanjak 0,76% di USD107,35 per barel, dan Brent Juli 2022 melesat 1,52% di USD104,57 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2022 di NYMEX juga menanjak 1,37 di USD109,15 per barel.

WTI kontrak Mei 2022 naik 1,46% di USD106,11 per barel, dan kontrak Juni 2022 tumbuh 1,42% di USD102,17 per barel.

Tren bullish harga minyak masih terus berlangsung merespons agresi militer Rusia ke Ukraina yang semakin intensif. Dalam perkembangan terakhir, Rusia menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Enerhodar, Ukraina.

Negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi terhadap Rusia setelah pada 24 Februari 2022 lalu, dan kekhawatiran bahwa sanksi tersebut dapat mengganggu pengiriman minyak dari Rusia juga berkontribusi terhadap kenaikan harga minyak.

Aktivitas perdagangan untuk minyak mentah Rusia diperkirakan sudah tampak membeku, para pembeli dipandang ragu-ragu berkat sanksi yang dijatuhkan terhadap Moskow, meskipun Rusia adalah pengekspor gabungan produk minyak mentah dan minyak terbesar di dunia.

Analis menilai reli harga minyak akan diimbangi oleh kemungkinan tambahan pasokan minyak dari Iran ke tingkat global.

"Kenaikan harga berkaitan dengan gangguan terhadap ekspor minyak Rusia, yang diimbangi berkat ada potensi lebih banyak pasokan minyak mentah Iran," kata analis Commonwealth Bank Of Australia Vivek Dhar kepada Reuters, Jumat (4/3/2022).

Vivek Dhar memperkirakan harga Brent di bursa berjangka masih akan bertahan di harga rata-rata USD110 per barel hingga kuartal kedua dan ketiga tahun ini.

Sementara itu, pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 tampaknya mendekati klimaks. Sebuah pertemuan tingkat menteri dilaporkan akan berlangsung segera.

"Risikonya adalah harga bisa naik di atas perkiraan kami dalam jangka pendek. Bahkan masuk akal saat Brent bisa menembus USD150 per barel," tukas Vivek. (TYO)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement