Menurut Moeldoko, produsen baterai kendaraan listrik lokal tak cukup hanya bisa memenuhi TKDN 100 persen. Namun juga harus mampu menjawab isu-isu terkait baterai. Seperti soal kapasitas dan daya tahan, durasi pengisian daya, harga, hingga keamanannya.
“Saat ini, baterai yang eksisting jarak tempuhnya tidak jauh, chargingnya lama, mahal, dan bisa kebakaran. Nah isu-isu ini harus bisa dijawab,” ujarnya.
Untuk itu, Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) ini menekankan pentingnya penelitian secara mendalam sebelum nanti memasuki fase pabrikasi.
“Tentunya ini menjadi tantangan. Tapi peluang besar yang mengubah seluruh permainan sudah ada di depan mata kita, dan game changer itu bernama baterai motor listrik,” tegasnya.