"Sekarang berjualan daun (pisang), sudah itu saja," sambung Zaki.
Zaki berharap dengan adanya mogok produksi yang dilakukan ini dapat mengetuk pemerintah untuk segera mengambil tindakan menstabilkan harga kedelai yang menjadi bahan utama pembuatan tahu dan tempe.
"Harapannya berubah harga, biar harga kacanganya turun juga lah, normal lagi," tutur Zaki.
Pedagang lain asal Jakarta Timur, Zumiatun (60) mengatakan sengaja tidak menjual tempe dan tahu untuk saat ini. Alasannya untuk mengeluarkan modal yang lebih besar, ditengah kondisi pasar yang belum cukup pulih, terutama untuk serapan produk tempe dan tahu.
"Saya sebetulnya tidak mau mogok, saya istirahat dulu saja deh, dari pada modal ku habis, harganya mahal," tutup Zumaitun. (RAMA)