"Untuk mewujudkan angkutan umum yang humanis, masalah sosial lebih mengemuka ketimbang persoalan teknis. Melibatkan operator eksisting lebih tepat kendati memerlukan waktu untuk meyakinkan," jelasnya.
Disampaikan Djoko, layanan angkutan umum tidak bisa berdiri sendiri. Sehingga memerlukan dukungan seperti edukasi, teladan, dan insentif sehingga membuat adanya keberlanjutan.
"Kurang tepat kita hanya fokus pada satu sisi saja. Ada tiga faktor untuk edukasi angkutan umum, yaitu dukungan komunitas, komunikasi media dan endorsements pemerintah. Jangan serahkan sepenuhnya masalah edukasi kepada pemerintah karena pasti tidak jalan," jelasnya.
(SLF)