"Itu sudah menguasai pasar UMKM kita kira-kira 32 persen, tidak bayar pajak, nyelundup, dia tidak ada tenaga kerja karena bekas, enggak ada biaya apapun, oleh karena itu kita perangi," papar pria kelahiran Lampung 62 tahun ini.
Ia khawatir bila pakaian bekas itu terus berkembang maka produk-produk fashion anak-anak muda Indonesia bisa kalah bersaing. Maka pemerintah memutuskan berani mengantisipasi itu agar pasar produk fashion pakaian dalam negeri bisa berkembang.
"Kalau anak-anak belajar mengembangkan usaha itu yang akan pasar direbut oleh selundupan. Kita harus menciptakan pemerintah agar ekosistem ekonomi dalam negeri menunjang, ntar kita bisa take off untuk menyerbu pasar dunia, nggak siap bagaimana kita mau take off keluar," terangnya.
Zulhas menambahkan, bila perlu merapikan kebijakan di dalam negeri sambil mengembangkan pelaku-pelaku UMKM agar bisa bersaing ke luar negeri untuk merambah ekspor. Hal ini demi meningkatkan brand produk-produk Indonesia di dunia internasional agar terwujud Indonesia sebagai negara maju.
"Oleh karena itu di dalam negeri kita rapikan, kita kembangkan, lingkungannya ekosistemnya kita perbaiki baru kita bisa menggempur pasar dunia, menguasai pasar dunia. tanpa itu Indonesia emas tahun 2045 tentu sekedar menjadi cita-cita," tandasnya.
(FRI)