Meski begitu, lanjut Arya, Kimia Farma harus mempertimbangkan kepentingan karyawannya setelah lima fasilitas produksi obat ditiadakan.
“Mau enggak mau kan mereka harus melakukan itu terpaksa kan, karena pabrik tutup ya, tapi mereka harus mikir yang terbaik, enggak boleh enggak,” katanya.
Sebagai informasi, anak usaha PT Bio Farma (Persero) itu bakal melalukan rasionalisasi fasilitas produksi atau menutup lima pabrik obat. Rencana ini bakal direalisasikan KAEF 2-3 tahun mendatang.
Sebelumnya, Direktur Produksi & Supply Chain Kimia Farma Hadi Kardoko memastikan perusahaan tetap memperhatikan hak-hak karyawannya, bila jumlah pekerja harus dikurangi.