sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Nasib Sektor Otomotif saat Penjualan Lesu dan Transisi Mobil Listrik

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
19/02/2024 12:29 WIB
Sektor otomotif di Indonesia masih mengalami tekanan. Ini terlihat dari penjualan wholesales mobil di Indonesia pada Januari 2024 yang turun 18,4 persen MoM.
Nasib Sektor Otomotif saat Penjualan Lesu dan Transisi Mobil Listrik. (Foto: MNC Media)
Nasib Sektor Otomotif saat Penjualan Lesu dan Transisi Mobil Listrik. (Foto: MNC Media)

Skandal Daihatsu

Daihatsu sebelumnya sempat diterpa isu skandal uji keamanan pada akhir Desember 2023. Skandal ini dikhawatirkan akan berdampak pada penjualan unit.

Diketahui sebelumnya, unit bisnis Toyota Motor, Daihatsu Jepang, juga menghentikan pengiriman semua kendaraannya. Langkah ini dilakukan pasca-terungkapnya hasil penyelidikan skandal keselamatan yang menemukan masalah yang melibatkan 64 model kendaraan produksinya.

Hal ini disampaikan Rabu (20/12/2023) dalam keterangan resminya. Penghentian ini termasuk hampir dua lusin produk otomotif yang dijual di bawah merek Toyota, termasuk Indonesia.

Daihatsu memproduksi 1,1 juta kendaraan selama 10 bulan pertama 2023. Sejumlah hampir 40 persen di antaranya diproduksi di luar negeri. 

Perusahaan ini menjual sekitar 660.000 kendaraan di seluruh dunia selama periode tersebut dan menyumbang 7 persen dari penjualan Toyota.

Toyota mengatakan pada hari Rabu bahwa model yang terkena dampak termasuk model untuk pasar Asia Tenggara seperti Thailand, Indonesia, Malaysia, Kamboja dan Vietnam serta negara-negara Amerika Tengah dan Selatan seperti Meksiko, Ekuador, Peru, Chili, Bolivia dan Uruguay.

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan Astra Daihatsu Motor (ADM), yang memiliki pabrik di Indonesia, turut disebut-sebut dalam laporan tersebut.

Skandal ini juga dikhawatirkan berimbas terhadap emiten otomotif raksasa Indonesia PT Astra International Tbk (ASII) dan anak usahanya PT Astra Daihatsu Motor (ADM).

Namun demikian, meski tersengat skandal, laba operasional Toyota Motor di Jepang untuk kuartal ketiga yang berakhir 31 Desember mencapai 1,68 triliun yen. Angka ini mengalahkan perkiraan laba rata-rata 1,3 triliun yen dalam jajak pendapat sembilan analis yang dilakukan LSEG.

Perusahaan Jepang tersebut menaikkan perkiraan labanya untuk tahun yang berakhir Maret menjadi 4,9 triliun yen (USD33 miliar) dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp4,5 triliun. Jumlah tersebut jauh di atas perkiraan analis rata-rata sebesar 4,6 triliun yen, menurut data LSEG.

Penjualan jenis mobil hybrid melonjak 46 persen, berkontribusi terhadap kenaikan 11 persen dalam penjualan kendaraan secara keseluruhan.

Mobil jenis hybrid menyumbang sekitar sepertiga dari total penjualan lebih dari 10 juta kendaraan merek Toyota dan Lexus tahun lalu.

Melemahnya mata uang yen, yang telah anjlok sekitar 10 persen terhadap dolar sejak akhir tahun 2022, memperkuat dampak kuatnya penjualan global Toyota.

Berdasarkan geografi, Amerika Utara, menjadi pasar terbesar Toyota berdasarkan volume. Wilayah ini melaporkan pertumbuhan terkuat dengan lonjakan penjualan sebesar 28 persen.

Penjualan kendaraan hibrida meningkat di AS karena konsumen menolak harga kendaraan listrik yang tinggi dan cemas dengan jangkauan mobil listrik. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement