“Walaupun PMI Manufaktur beberapa negara mitra dagang utama Indonesia seperti China masih ada dalam zona kontraksi, ekspor masih tumbuh tinggi di awal tahun ini,” ujar dia di Jakarta, Rabu (16/2/2023).
Sementara itu, impor bulan Januari 2023 tercatat sebesar USD18,44 miliar atau tumbuh 1,27% (yoy). Dilihat dari penggunaannya, baik impor barang konsumsi, barang modal, dan bahan baku penolong masih tumbuh positif, masing-masing sebesar 1,09% (yoy), 5,66% (yoy) dan 0,41% (yoy).
“Pertumbuhan semua jenis impor yang konsisten positif di semua jenis menunjukkan bahwa aktivitas produksi di dalam negeri masih terus ekspansif yang sejalan dengan indikator PMI yang meningkat di bulan Januari,” lanjut Febrio.
Sementara dilihat dari jenis komoditasnya, impor didominasi oleh komoditas utama, termasuk mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya.
Dengan perkembangan ekspor-impor tersebut, neraca perdagangan bulan Januari 2023 mencatatkan surplus sebesar USD3,87 miliar. Kinerja ekspor-impor Januari melanjutkan surplus neraca perdagangan hingga 33 bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2020.