Angka ini juga mencerminkan membaiknya aktivitas domestik dibandingkan tahun lalu.
"Surplus perdagangan yang cukup besar ini kemungkinan akan memberikan dukungan kepada nilai tukar rupiah dan mungkin cukup untuk mendorong seluruh neraca transaksi berjalan kembali menjadi surplus pada bulan Agustus," terang Airlanga dalam siaran pers yang diterima tim IDX Channel, Sabtu (18/9/2021).
Kinerja ini didorong oleh kenaikan harga komoditas, yang membantu ekspor mencapai rekor tertinggi. Jika harga komoditas tetap tinggi dalam beberapa bulan mendatang, ekspor dapat mempertahankan ekspansi yang solid untuk membantu menjaga surplus perdagangan pada tingkat yang tinggi ini.
"Selain itu, kebijakan Hilirisasi CPO dan produksi baja anti karat (stainless steel) yang merupakan keunggulan Indonesia selama ini," tambahnya.
Bank Indonesia baru-baru ini juga mengisyaratkan bahwa suku bunga kebijakan akan ditahan setidaknya untuk saldo tahun ini dan Rupiah mungkin perlu memperoleh dukungan dari sektor ekspor untuk saat ini. (TYO)