IDXChannel - Bank Dunia dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD) memiliki proyeksi yang berbeda terkait pertumbuhan ekonomi global pada 2023.
OECD lebih optimis dibandingkan Bank Dunia. Dalam laporan OECD Economic Outlook edisi Juni 2023, pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan menjadi 2,7% pada tahun 2023, sebelum naik tipis menjadi 2,9% pada 2024.
Serupa dengan Bank Dunia, OECD menilai kebijakan moneter yang ketat akan menghambat pertumbuhan permintaan untuk beberapa waktu mendatang, dengan efek penuh dari pengetatan kebijakan pada 2022 yang muncul akhir tahun ini atau di awal 2024.
Inflasi harga konsumen tahunan di ekonomi negara G20 diproyeksikan menurun dari 7,8% pada 2022 menjadi 6,1% pada 2023 dan 4,7% pada 2024, dibantu oleh penurunan harga energi dan makanan yang memoderasi tekanan permintaan dan menurunkan hambatan pasokan.
Inflasi inti diproyeksikan akan relatif kaku tetapi mereda secara bertahap menuju target di negara-negara maju utama pada akhir tahun depan.
Kebijakan moneter pun dinilai harus tetap ketat sampai ada tanda-tanda yang jelas bahwa tekanan inflasi yang mendasarinya dapat dikurangi. Hal ini mungkin memerlukan kenaikan suku bunga tambahan di negara-negara dimana inflasi inti yang tinggi masih bertahan.
Namun, keputusan kebijakan perlu dikalibrasi dengan hati-hati mengingat ketidakpastian tentang perkembangan pasar keuangan dan kebutuhan untuk mempertimbangkan dampak kumulatif kenaikan suku bunga di masa lalu.
"Jika tekanan pasar keuangan tambahan terjadi, bank sentral harus memanfaatkan sepenuhnya seperangkat instrumen kebijakan keuangan yang tersedia untuk meningkatkan likuiditas dan meminimalkan risiko penyebaran," pungkas OECD dalam laporan OECD Economic Outlook edisi Juni 2023, dikutip Jumat (9/6/2023).
Sebelumnya, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global di 2023 sebesar 2,1 persen dalam laporan Global Economic Prospect (GEP) edisi Juni 2023.