Minggu lalu, saham AS mengalami koreksi dengan S&P 500 anjlok 10 persen dari puncaknya pada pertengahan Februari. Gedung Putih mengakui negaranya memasuki masa transisi karena upayanya untuk mengubah perdagangan global secara radikal, tetapi menepis ancaman resesi.
Analisis OECD memperhitungkan tarif 25 persen yang diberlakukan Washington secara luas atas impor baja dan aluminium. Analisis tersebut juga didasarkan pada asumsi kenaikan pungutan sebesar 25 poin persentase atas barang-barang Kanada dan Meksiko, dan pembalasan yang setara dari negara-negara tersebut.
Analisis OECD juga memperhitungkan tarif baru AS terhadap China sebesar 20 persen, dan pembalasan Beijing kepada langkah Washington itu.
Perhitungan tersebut belum memperhitungkan rencana tarif AS lainnya yang dibuat Trump, termasuk tarif timbal balik global. (Wahyu Dwi Anggoro)