Arus keluar modal yang terus-menerus didorong oleh ketidakpastian kebijakan global dan domestik dapat memberikan tekanan baru pada mata uang, yang berpotensi menyebabkan pelebaran sementara defisit transaksi berjalan dan memicu inflasi melalui biaya impor yang lebih tinggi.
Selain itu, perlambatan yang lebih besar dari yang diperkirakan di China, pasar ekspor terbesar Indonesia, akan semakin membebani kinerja ekspor, terutama di sektor komoditas.
Sisi positifnya, Danantara yang baru didirikan secara cepat dan efektif dapat mengkatalisasi investasi swasta dengan memasukkan modal dan mempercepat implementasi proyek infrastruktur dan industri berdampak tinggi.
Lebih lanjut, OECD menyebut reformasi struktural diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Reformasi terkini telah mengurangi hambatan bagi investasi asing, tetapi hambatan signifikan bagi kepemilikan ekuitas asing tetap ada, terutama di sektor telekomunikasi dan transportasi.
“Selain itu, iklim investasi dipengaruhi oleh peraturan yang tumpang tindih, implementasi kebijakan yang tidak merata, dan koordinasi yang terbatas di antara lembaga pemerintah,” tulis lembaga tersebut.
Reformasi lebih lanjut di bidang itu akan menjadi semakin relevan dalam konteks ketidakpastian kebijakan perdagangan global dan potensi konfigurasi ulang rantai pasokan.
(Febrina Ratna Iskana)