sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pangkas Beban Listrik Rp7,8 Miliar per Tahun, KRAS akan Bangun PLTS Terapung

Economics editor Shifa Nurhaliza
06/04/2021 14:18 WIB
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) menjajaki bisnis dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Terapung melalui anak usahanya PT KTI.
Pangkas Beban Listrik Rp7,8 Miliar per Tahun, KRAS akan Bangun PLTS Terapung. (Foto: MNC Media)
Pangkas Beban Listrik Rp7,8 Miliar per Tahun, KRAS akan Bangun PLTS Terapung. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) menjajaki bisnis dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Terapung melalui anak usahanya PT Krakatau Tirta Industri. Pembangunan ini sekaligus upaya untuk memangkas beban listrik perseroan hingga Rp7,8 miliar per tahun.

Proyek ini akan menggandeng PT Akuo Energy Indonesia, bagian dari grup perusahaan energi terbarukan asal Prancis, Akuo Energy SAS.

Direktur Utama KRAS, Silmy Karim, menjelaskan inisiasi strategis ini diharapkan dapat menyediakan energi terbarukan yang ramah terhadap lingkungan, khususnya berkenaan dengan ketenagalistrikan. Menurutnya proyek ini ditaksir menelan biaya investasi sebesar USD14 juta.

"Kapasitas yang akan dihasilkan PLTS pada tahap awal adalah 16 MW dengan nilai penghematan biaya listrik sebesar Rp7,8 miliar per tahun. Proyek ini direncanakan dapat beroperasi secara komersial pada akhir 2022. Selanjutnya, PT KTI ditargetkan akan menambah kapasitasnya menjadi 40 MW," ungkap Silmy dalam keterangan resminya yang diterima tim IDX Channel, Selasa (6/4/2021).

Sejatinya, proyek PLTS Terapung ini dibangun dengan memanfaatkan area permukaan waduk penampungan air PT KTI di Waduk Krenceng, Cilegon, Banten. 

Proyek yang bertujuan untuk menurunkan biaya pemakaian listrik dan berkontribusi bagi konservasi lingkungan ini, akan memenuhi semua kebutuhannya dengan mengutamakan penggunaan kandungan lokal yang sesuai TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri).

Melalui kerja sama tersebut, Silmy berharap dapat mendukung program pemerintah mewujudkan bauran energi nasional sebesar 23 persen khusus energi terbarukan di tahun 2025. Dengan begitu nantinya diharapkan dapat mengurangi emisi energi yang sangat besar terutama untuk wilayah kawasan industri.

"Kerja sama ini merupakan titik awal bagi pengembangan bisnis kami selanjutnya dengan Akuo Energy SAS dalam renewable energy. Hal ini akan memberikan nilai tambah bagi Krakatau Steel Group yang sejalan dengan peningkatan daya saing Krakatau Steel dan kepedulian Krakatau Steel terhadap penurunan emisi gas buang," tutup Silmy. (TYO)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement