Oleh karena itu, menurutnya, kenaikan BI7DRR tersebut akan menjadi sentimen baru yang dapat memengaruhi pasar properti di tanah air. Sebab, masyarakat akan berpikir lebih panjang untuk membelanjakan uangnya.
"Ketika ada kenaikan suku bunga ini kan sebetulnya dua pihak yang terkena, pertama pengusaha atau developer, dan konsumen yang akan membeli atau mengakses melalui KPR," lanjutnya.
Joko pun berharap perbankan tidak cepat untuk merespons kenaikan suku bunga acuan dengan juga menaikkan suku bunga kredit. Hal ini agar pasar properti bisa menjadi lebih cepat tumbuh dan memutar roda perekonomian.
"Kita berharap bank BUMN ini tidak langsung juga kenaikan suku bunga," kata Joko.
"Kami sebagai pengusaha di sektor properti, kita menyampaikan bahwa pasar properti saat ini belum rebound seperti industri yang lainnya, padahal properti ini menjadi salah satu faktor untuk pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.
(YNA)