IDXChannel - Perekonomian Arab Saudi melambat pada kuartal II 2023 karena kebijakan pemotongan produksi minyak dan penurunan harga komoditas energi setahun ke belakang.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (31/7/2023), Arab Saudi menjadi salah satu negara G20 dengan pertumbuhan lambat setelah sebelumnya mencatat ekspansi tercepat di antara anggota blok ekonomi itu.
Produk domestik bruto (PDB) Arab Saudi hanya meningkat 1,1% secara tahunan, menurut data awal yang dirilis oleh otoritas statistik. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan 3,8% pada triwulan sebelumnya dan 11% tahun lalu.
PDB sektor non-minyak meningkat 5,5% pada kuartal II 2023. PDB sektor minyak turun 4,2% di periode yang sama.
Awal bulan ini, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas prospek pertumbuhan Arab Saudi untuk 2023 menjadi 1,9%, turun 1,2 poin persentase dari perkiraan sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi mencapai hampir 9% tahun lalu. Pencapaian tersebut didorong oleh rekor produksi minyak mentah sekitar 10,5 juta barel per hari dan harga rata-rata minyak sekitar USD100 per barel karena invasi Rusia ke Ukraina mengguncang pasar energi.
Tahun ini, produksi minyak Arab Saudi mencapai level terendah dalam beberapa tahun. Brent diperdagangkan sekitar USD84,60 per barel, turun 1,6% sejak akhir 2022.
Pendapatan Arab Saudi dari penjualan minyak turun lebih dari sepertiga di Mei 2023 ke level terendah sejak September 2021. (WHY)