IDXChannel - Survei bulanan oleh National Association of Home Builders (NAHB) di Amerika Serikat (AS) menunjukkan angka pembangunan rumah keluarga tunggal di negeri Paman Sam turun ke level terendah dalam 2,5 tahun terakhir.
Tak hanya itu, pengajuan izin konstruksi mengalami penurunan tajam disebabkan tingginya tingkat KPR atau hipotek yang membuat aktivitas pasar perumahan terganggu.
Indeks NAHB mengatakan indeks pasar perumahan bulanannya, yang mengukur kepercayaan pembangun rumah, turun menjadi 31 pada Desember. Itu menandai indeks telah menurun 12 bulan berturut-turut, dan merupakan data terendah sejak 2012, di luar efek pandemi.
Data NAHB hari ini mengindikasikan bahwa pasar perumahan AS sudah dalam fase resesi.
"Pasar perumahan AS adalah sektor ekonomi yang paling sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Hal ini menunjukkan pasar perumahan AS sudah dalam resesi, dan diharapkan akan tetap demikian sampai suku bunga mulai menurun,” kata ekonom Raymond James Giampiero Fuentes, mengutip Kiplinger.com, Rabu (21/12).
Senada dengan Raymond, CEO developer perumahan Taylor Morrison, Sheryl Palmer, menjelaskan, AS sudah masuk ke fase resesi perumahan selama “berbulan-bulan”.
Ini seiring, kata Sheryl dikutip Business Insider Rabu (21/12/2022), kenaikan suku bunga acuan dan disrupsi rantai pasokan yang turut menekan permintaan dan aktivitas pembangunan rumah di AS.
Pendapat berbeda muncul dari chief economist Moody Mark Zandi. Dalam wawancara dengan Insider pada Oktober lalu, Zandi bilang, terdapat kemungkinan fifty-fifty bahwa AS tidak akan mengalami resesi perumahan pada 2023.
Tapi, imbuh Zandi, itu semua bergantung pada langkah bank sentral AS, The Fed, dalam menjinakkan inflasi.
“Hal tersebut [resesi] hampir saja terjadi. Tetapi pada akhirnya, jika Anda mengatakan, pilih satu sisi, sisi yang saya pilih bukanlah resesi,” kata Zandi, dikutip Insider (21/12).
Sementara itu, mengacu pada US Housing Starts, perumahan baru di AS turun 0,5% lebih rendah ke tingkat tahunan sebesar 1,427 juta pada November 2022. Pada bulan Oktober angka penurunan perumahan sebesar 2,1%.
Housing Starts mengacu pada jumlah proyek pembangunan perumahan baru yang telah dimulai selama bulan tertentu. Angka ini juga mengacu pada perumahan yang direnovasi total.
Data Oktober masih menunjukkan tingkat pembangunan perumahan masih sebesar 1,425 juta, lebih tinggi dibanding dampak ledakan subprime dan ledakan permintaan yang dipicu oleh pandemi.
Sementara itu, di segmen perumahan keluarga tunggal mulai turun 4,1% menjadi 828 ribu. Adapun tarif untuk unit di gedung dengan lima unit atau lebih melonjak 4,8% menjadi 584 ribu, tertinggi sejak April.
Pasar perumahan AS telah terpukul oleh melonjaknya harga material dan kenaikan suku bunga KPR atau hipotek, sementara harga rumah tetap tinggi untuk pembeli pertama.
Meski demikian, lesunya sektor properti AS ini memicu meredanya kekhawatiran para investor terhadap kebijakan hawkish The Fed yang diproyeksi secara agresif akan menaikkan suku bunga pada 2023.