Serangkaian Dampaknya Buat Pasar
Merespons data terbaru ekonomi AS ini, Wall Street dibuka menguat pada Selasa (20/12/2022) waktu AS.
Seperti dilaporkan Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) di Bursa Efek New York, AS, meningkat 91,31 poin, atau sekitar 0,28 %, menjadi 32.850,57.
Indeks S&P 500 menguat 4,32 poin, atau sekitar 0,11 %, menjadi 3.821,98.
Indeks NASDAQ berakhir datar dengan pergerakan naik hanya 1,10 poin menjadi 10.547,13.
Sementara, pada penutupan pasar Selasa (20/12) waktu AS atau Rabu (21/12) waktu Indonesia, ketiga indeks saham utama tersebut tetap menguat.
Dow Jones naik 0,28%, S&P 500 menguat 0,11%, dan Nasdaq naik tipis 0,01%.
Saham manufaktur mobil elektrik milik Elon Musk, Tesla Inc terjun bebas 8,05% setelah setidaknya tiga perusahaan broker memangkas target harga saham Tesla.
Langkah ini disebut diambil seiring melemahnya permintaan dan berkembangnya polemik seputar kepemilikan Twitter oleh Musk.
Tak hanya Wall Street, bursa saham Eropa juga dilaporkan melemah pada Selasa, dengan indeks STOXX 600 Eropa turun 0,4 %, dipicu merosotnya saham sektor teknologi dan industri.
Indeks FTSE 100 di Bursa Efek London, Inggris, stagnan, sedangkan indeks Dax 30 di Bursa Efek Frankfurt, Jerman, turun 58,21 poin, atau sekitar 0,42 %, menjadi 13.884,66.
Adapun Indeks Cac 40 di Euronext, Perancis, turun 22,86 poin, atau sekitar 0,35%, menjadi 6.450,43.
Tak hanya pasar saham Wall Street, kondisi ekonomi AS biasanya berdampak bagi belahan dunia lain, termasuk Uni Eropa. Tingkat inflasi yang tinggi terlihat di Eropa juga tercermin dari tingginya inflasi di AS.
Kondisi ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang sama, termasuk beberapa harga kebutuhan pokok.
Sebagai informasi, di Eropa, data ekonomi juga menunjukkan meredanya tekanan inflasi, karena harga produsen Jerman turun 3,9% pada bulan November di tengah mendinginnya biaya energi.
Per November 2022, tingkat inflasi di Uni Eropa adalah 11,1 %, dengan kenaikan harga tercepat terjadi di Hungaria, dengan tingkat inflasi 23,1 %.
Sebaliknya, tingkat inflasi di Spanyol mencapai 6,7%, terendah di benua Biru selama bulan ini.
Beberapa nilai tukar mata uang juga dilaporkan menguat setelah keputusan suku bunga The Fed, didiukung oleh data ekonomi terbaru dari AS. Dilaporkan pada Selasa, (20/12), Indeks dolar AS turun 0,73% menjadi 103,96.
Dampaknya, nilai tukar poundsterling menguat 0,1% terhadap dolar AS menjadi USD1,216 per pound. Sedangkan terhadap euro, nilai tukar pound menguat 0,15% menjadi 1,1430 euro per pound.
Pada Rabu (21/12) indeks dolar kembali menguat tipis di angka 104,08 atau naik 0,11%.
Harga emas berjangka di COMEX New York Mercantile Exchange juga ikut terkerek seiring melemahnya nilai tukar dolar AS. Harga emas untuk pengiriman Januari 2023 naik 1,5 % menjadi USD1.825,4 per ons.
Energi menjadi satu-satunya sektor yang berakhir naik lebih tinggi. Kondisi ini menambah keuntungan marjinal karena minyak mentah berjangka AS naik 1,2% menjadi USD75,19 per barel. (ADF)