IDXChannel - Sejumlah pedagang pakaian di Pasar Tanah Abang mengeluhkan penjualan yang anjlok dihantam produk impor murah di platform belanja online. Bahkan meski mereka ikut jualan seperti di TikTok Shop, hasilnya jauh dari harapan.
Salah seorang penjual pakaian muslimah di Blok A Pasar Tanah Abang bernama Jesica mengaku sudah mencoba ikutan jualan di TikTok, namun ternyata tak bisa mendongkrak penjualan.
"Karena penjualannya lagi anjlok banget di offline store-nya, makanya kita juga ikutan online. Kita baru ikut belum lama-lama banget," kata Jesica saat ditemui di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2023).
"Habis Lebaran bulan Mei langsung anjlok penjualannya gara-gara online, jadi kita ikutan juga. Cuma enggak seramai yang orang-orang lah, artis-artis sekarang kan juga ikut online jadi kita kebanting," imbuhnya.
Dia mengaku sehari rata-rata hanya bisa menjual empat hingga lima baju melalui TikTok Shop. Padahal dia melakukan live kurang lebih 4 jam dalam sehari, 2 jam saat pagi dan 2 jam di sore hari.
Menurutnya, penjualan di TikTok tidak seramai artis dan influencer yang berdagang di platform tersebut. Jesica menyebut hanya akun-akun di For Your Page (FYP) -- yang muncul pada halaman pertama saat membuka aplikasi TikTok--, yang sering diserbu pembeli.
"Yang makin banyak mah yang FYP onlinenya, yang biasa orang-orang kitanya segitu-segitu saja sih, enggak ada perubahan," tuturnya.
Di sisi lain, Dia menuturkan, aharga jual di paltform TikTok jaun lebih murah jika dibandingkan dengan produk yang dijual di kios. Dia mencontohkan, harga baju gamis perempuan dengan outer di tokonya dijual Rp350 ribu, namun produk yang sama di TikTok hanya Rp250 ribu.
Dia mengaku tidak berani menurunkan harga jualnya, sehingga harga jual di toko online dan offline yang ia kelola sama persis karena dalam harga tersebut sudah dimasukan biaya sewa toko dan biaya gaji karyawan.
Namun ia tidak memungkiri terkadang TikTok memberikan voucher cashback atau diskon harga terhadap pakaian yang dijual sehingga menjadi lebih murah.
"TikTok-nya kadang ada event, jadi kita dapat cashback 20 persen, jadi harganya sedikit lebih murah," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menduga penurunan omzet para pedagang di Pasar Tanah Abang bukan karena mereka tidak bertransformasi ke platform digital, tapi karena adanya arus barang impor yang masuk ke Tanah Air dan dijual dengan harga sangat murah.
"Saya berkesimpulan produk yang dijual oleh mereka tidak bisa bersaing karena ada produk-produk impor yang dijual yang harganya sangat murah sekali," kata Teten.
(RNA)