IDXChannel - Pelaku usaha di industri baja nasional, baik kontraktor hingga fabrikator, mengeluhkan industri manufaktur asing yang belakangan masuk ke Indonesia. Mereka dinilai kurang menyerap produk-produk dalam negeri, terutama penggunaan baja nasional.
Ketua Umum Indonesian Society of Steel Construction (ISSC) Budi Harta Winata menjelaskan, kondisi saat ini banyak perusahaan manufaktur asing yang masuk ke Indonesia sekaligus membawa material konstruksi dari luar. Baik untuk kebutuhan pembangunan pabrik, maupun material pokok produknya.
"Contohlah sekarang ada investasi dari BYD, dan pabrik-pabrik lain, itu kan semua konstruksi bajanya dari luar sana. Sebelum maraknya konstruksi baja asing masuk, kami ribuan menggunakan tengara kerja, di salah satu pabrik itu 500-1.000 tenaga kerja," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Dia justru mengkhawatirkan kondisi di industri baja nasional akan bernasib sama dengan raksasa tekstil Indonesia, PT Sritex, yang belum lama resmi dinyatakan pailit karena serbuan produk tekstil impor. Kondisi ini praktis mengikis pangsa pasar industri lewat kehadiran produk-produk dari luar.