Menurut Putu, industri semen Indonesia juga harus mendorong upaya-upaya keberlanjutan untuk meningkatkan daya saing di pasar regional dan global, terutama inisiatif dekarbonisasi proses produksi dan menghadirkan produk ramah lingkungan (green cement) agar terus tumbuh.
"Kemenperin mendukung upaya-upaya ini sebagai langkah penanganan dampak perubahan iklim dengan mengembangkan regulasi untuk percepatan pencapaian Net Zero Emission (NZE) dari sektor industri," ujar Putu.
Dalam rangkaian konferensi dan pameran yang berlangsung selama tiga hari tersebut, para partisipan dari 25 negara mengikuti rangkaian diskusi panel dan presentasi mengenai inovasi terkini di sektor semen, termasuk penggunaan bahan bakar alternatif, pengurangan klinker, dan penerapan teknologi efisiensi energi.
"Melalui konferensi ini, diharapkan peningkatan penerapan praktik ramah lingkungan di industri semen yang merupakan langkah vital dalam mengurangi dampak lingkungan global dapat terwujud," tegas Lilil. (TSA)