sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pelan-pelan RI Mulai Tinggalkan Energi Fosil

Economics editor Rina Anggraeni
27/04/2021 09:05 WIB
Pemerintah melalui Kementerian ESDM perlahan tapi pasti mulai meninggalkan energi fosil dengan meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
Pelan-pelan RI Mulai Tinggalkan Energi Fosil (FOTO: MNC Media)
Pelan-pelan RI Mulai Tinggalkan Energi Fosil (FOTO: MNC Media)

Sebagai contoh subtitusi bahan bakar fosil, Kementerian ESDM mencatat angka pemanfaatan biodiesel tumbuh 3 kali lipat dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Realisasi biodiesel sendiri sudah dimulai terhitung sejak tahun 2008 dengan memperkenalkan produk campuran biodiesel sebesar 10% (B10).

Puncaknya, realisasi produksi biodiesel mencapai 3,01 juta kiloliter (kl) di tahun 2015, kemudian meningkat menjadi B30 dengan realisasi 8,46 juta kl di tahun 2020. "Kita punya track record yang bagus. Dalam waktu lima tahun bisa meningkatkan tiga kali lipat pemanfaatan bahan bakar nabati di dalam negeri," ungkap Dadan.

Keberhasilan ini menempatkan Indonesia sebagai negara yang diperhitungkan dalam pasar biodiesel dunia sebagai negara penghasil biodiesel terbanyak melampui Amerika Serikat, Brasil, maupun Jerman. Hal ini berdampak pula pada penghematan devisa sebesar Rp38,31 triliun (USD2,66 miliar) pada tahun 2020.

Dari sisi bauran pembangkit listrik, Dadan menyampaikan EBT mampu menambah kapasitas pembangkit sebesar 2 Giga Watt (GW) dalam lima tahun terakhir. "Angkanya mungkin tidak terlalu besar apalagi untuk target ke depan, tapi bisa menjadikan dua kali lipat," terang Dadan.

Melihat realisasi tersebut, Dadan optimis pemerintah mampu menjawab tantangan dalam mencapai target bauran EBT sebesar 23 persen di tahun 2025 dimana pada akhir tahun 2020 lalu telah mencapai 11,3 persen. "Sekarang ini waktu yang pas agar kita melipatgandakan angka bauran energi dalam lima tahun mendatang apalagi kalau melihat ke belakang mempunyai record keberhasilan," tegasnya.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement