IDXChannel - Adanya larangan anak di bawah umur 12 tahun untuk masuk ke destinasi wisata terus menuai polemik. Bahkan, beberapa destinasi wisata di Kota Batu yang masuk uji coba dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terpaksa gigit jari.
Pasalnya hampir setiap hari ada pengunjung wisatawan utamanya anak di bawah umur yang harus ditolak untuk masuk. Di sisi lain permintaan masyarakat untuk berwisata kian meningkat dari hari ke hari.
Marketing and Public Relation Manager Jatim Park Group Titik S. Ariyanti mengakui, ada dilema yang cukup besar yang dialami para pelaku wisata yang diujicobakan beroperasi oleh Kemenparekraf. Sebab mayoritas wisatawan yang datang ke Jatim Park 2, biasanya mengajak anak – anak di bawah umur 12 tahun.
“Permintaan pengunjung tinggi, akhirnya kecewa nggak bisa masuk. Kemarin itu ada yang jauh – jauh dari Bandung ke batu karena Jatim Park 2 tahu buka, tapi nggak boleh masuk, mereka kecewa. Pengunjung meminta jangan kaku – kaku aturannya,” kata Titik, saat dikonfirmasi MNC Portal, pada Jumat siang (8/10/2021).
Apalagi wisatawan tersebut datang dengan keluarga intinya, yang mayoritas sudah tervaksin semua, kecuali dua anak yang berusia 6 tahun dan 8 tahun.
“Orang tuanya sudah divaksin, bukti vaksin ada, aplikasi Peduli Lindungi ada, sertifikasi ada,” ucapnya.
Berbeda dengan Jatim Park 2 yang masuk dalam daftar destinasi wisata yang diujicobakan beroperasi oleh Kemenparekraf, Batu Love Garden (Baloga) yang dikelola Jatim Park Group juga beroperasi, namun memperbolehkan anak di bawah 12 tahun masuk.
Hal ini membuat okupansi kunjungan wisatawan di Baloga lebih tinggi, sebab wisatawan yang ditolak masuk ke Jatim Park 2, mau tidak mau mencari alternatif destinasi wisata lain yang memperbolehkan anak – anak masuk.
“Di Jatim Park 2 nggak boleh anak – anak masuk, karena Jatim Park adalah destinasi ujicoba. Di Baloga kita coba terapkan itu, kita tidak terapkan yang anak di bawah 12 tahun tidak boleh masuk, dengan catatan anak - anak didampingi keluarga yang sudah vaksin. Yang terjadi pengunjungnya jomplang pengunjung Jatim Park 2 sedikit, ke Baloga akhirnya tinggi,” bebernya.
Tapi konsekuensi dari hal itu, pihaknya kerap mendapat pertanyaan – pertanyaan dari masyarakat dan wisatawan utamanya, mengenai kenapa destinasi wisata yang masih dalam satu pengelola menerapkan kebijakan yang berbeda.
“Orang akhirnya bertanya satu manajemen tapi tidak sama dan sebagainya. Saya bingung menghadapi pertanyaan - pertanyaan itu,” tuturnya.
Titik juga menyayangkan belum ada kepastian sampai kapan waktunya ujicoba anak di bawah usia 12 tahun tidak boleh masuk destinasi wisata. Sebab pihaknya juga telah merugi cukup besar selama hampir tiga bulan tak beroperasi, imbas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Sampai hari ini dari 20 destinasi Jawa Bali ujicoba semua mengalami hal yang sama, semua tanya sampai kapan kayak gini. Tidak ada realisasi apa - apa, tidak ada arahan apa - apa juga, dari pemerintah sampai sekarang diam - diam saja. Sampai kapan ujicoba aplikasi peduli lindungi ini. Sampai kapan sampai waktu yang belum bisa ditentukan,” tandasnya.
(SANDY)