"Untuk itu, perlu disrupsi bagi pasar otomotif yang tiap tahunnya menjual satu juta mobil dan tujuh juta sepeda motor BBM," ungkap Damantoro.
Di lain pihak, pemberian subsidi kendaraan listrik dalam pandangan Damantoro merupakan sinyal positif kepada pabrikan agar berani mengambil keputusan investasi jangka panjang, yang tentu nilainya puluhan triliun rupiah, dengan tanpa mendorong munculnya kemacetan baru karena konsumsi berlebihan.
"Untuk itu, MTI mengingatkan pemerintah dapat merumuskan kebijakan subsidi secara cermat untuk responsif kritik yang mengatakan jika subsidi kendaraan listrik bakal salah sasaran dan mencederai keadilan masyarakat atau malah mendorong pembelian kendaraan baru yang akhirnya memperburuk kemacetan," papar Damantoro.
Lebih lanjut, Damantoro menganggap bahwa perlu ada penjelasan kepada masyarakat mengenai konsep subsidi yang sebenarnya yakni pemotongan pajak untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Dengan demikian masyarakat dapat memahami bahwa pemberian insentif tersebut dapat memicu perpindahan dari kendaraan BBM ke KBLBB.