IDXChannel - Keputusan pemerintah memangkas jatah cuti bersama dari sebelumnya 7 hari menjadi 2 hari dinilai kontradiktif dengan usaha pemerintah meningkatkan konsumsi masyarakat, contoh seperti pembelian insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mobil baru hingga nol persen.
Menurut Pengamat Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira, kebijakan pemerintah terkait pengendalian pandemi misalnya melalui pemangkasan cuti bersama Lebaran 2021 sepertinya kontradiktif dengan diskon PPnBM untuk mendorong masyarakat beli mobil baru.
"Jadi ibaratnya harga mobil murah, tapi mobilitas dibatasi. Padahal penjualan mobil biasanya naik jelang Lebaran. Ini tradisi kelas menengah di Indonesia mau silaturahmi di kampung halaman dengan mobil baru," ujar dia dihubungi di Jakarta, Senin (22/2/2021).
Dia menjelaskan mobil juga dianggap sebagai status sosial kesuksesan seseorang. Masalahnya situasi saat ini bukan kondisi normal, harusnya pemerintah fokus dulu pada pengendalian dan menahan diri untuk mengeluarkan insentif kepada masyarakat agar bepergian.
"Dikhawatirkan tanpa konsistensi kebijakan, hasilnya akan merugikan pemulihan ekonomi. Masyarakat berada dalam kebingungan, beli mobil baru tapi tidak boleh jalan-jalan keluar kota," tandas dia.