Hasilnya, kata Airlangga, perekonomian Indonesia tetap resilien di tengah perekonomian global yang terus mengalami periode pasang surut. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan IV-2022 mampu tumbuh sebesar 5,01% (yoy), sehingga keseluruhan tahun 2022 mampu tumbuh solid sebesar 5,31% (ctc).
Sedangkan pertumbuhan PDB 2022 mencapai 5,31% (yoy), terutama didorong kinerja ekspor tumbuh 14,92% (yoy), konsumsi masyarakat naik 4,48% (yoy), dan juga investasi meningkat 3,33% (yoy).
Beberapa indikator sektor riil yang dirilis pada Januari 2023 menunjukkan optimisme kepercayaan konsumen dan dunia ke depan, semisal Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) masih bergerak di level optimis yakni 123,0 dan PMI Manufaktur masih di level ekspansif yakni 51,3. Sementara, inflasi per Desember 2022 terkendali di 5,51% setelah penyesuaian subsidi BBM pada September 2022.
“Secara paralel, Indonesia melakukan transformasi ekonomi melalui UU Cipta Kerja, sedangkan tidak ada negara lain yang melakukannya. Saat ini lingkungan bisnis berdasarkan UU Cipta Kerja. Undang-undang tersebut adalah terobosan yang akan mampu menahan perekonomian nasional (tetap pada jalurnya) dan memberikan kepastian kepada para pelaku bisnis,” ungkap dia.