sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pemerintah Umbar Insentif Mobil Listrik, Seberapa Besar Peluang Transisi EV RI?

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
21/12/2022 15:26 WIB
Insentif pemerintah terhadap industri kendaraan listrik telah banyak diberikan.
Pemerintah Umbar Insentif Mobil Listrik, Seberapa Besar Peluang Transisi EV RI? (Foto: MNC Media)
Pemerintah Umbar Insentif Mobil Listrik, Seberapa Besar Peluang Transisi EV RI? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah berencana akan memberikan subsidi untuk pembelian kendaraan listrik baru atau electric vehicle (EV) hingga Rp80 juta. Hal tersebut termasuk sejumlah insentif subsidi untuk motor konversi dan mobil hybrid.

Konversi motor bermesin pembakaran ke listrik memang menjadi salah satu cara pemerintah untuk mempercepat elektrifikasi. Untuk itu, pemerintah mempertimbangkan pemberian subsidi bagi yang ingin mengonversi motor.

Seperti diketahui, saat ini hanya ada beberapa produsen yang merakit mobil listrik di Indonesia, seperti Hyundai dan Wuling. Sementara untuk motor listrik, sudah banyak produsen yang memiliki dan merakit kendaraannya di Tanah Air.

“Jumlahnya masih kami hitung, tapi kira-kira untuk pembelian mobil akan diberikan sebesar Rp80 juta, untuk pembelian mobil listrik berbasis hybrid diberikan sebesar Rp40 juta, dan untuk motor listrik baru itu akan diberikan insentif sekitar Rp8 juta, sementara motor konversi menjadi motor listrik itu akan diberikan insentif sekitar Rp5 juta,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dikutip dalam unggahan video Sekretariat Presiden di YouTube, Jumat (16/12/2022).

Menilik rencana ini, sejumlah pro kontra muncul di level pembuat kebijakan. Meski di sisi lain, peluang penetrasi kendaraan EV di RI cukup menjanjikan.

Peluang Transisi EV di Indonesia

Riset Rigel Capital bersama DealStreetAsia mengatakan setelah Thailand, Indonesia menjadi produser terbesar kedua mobil otomatis di Asia Tenggara dengan sektor manufaktur menyumbang kontribusi tertinggi terhadap PDB sebesar 19,25%.

Untuk itu, pemerintah bercita-cita untuk mendorong kapasitas dalam negeri dan menjadikan Indonesia sebagai production hub kendaraan listrik.

Selama ini, Indonesia memiliki pasar domestik yang kuat untuk kendaraan berbasis internal combustion engines. Para produsen kendaraan utama ini digadang akan memaksimalkan pasar kendaraan listrik untuk mengulang sukses mereka di pangsa mobil konvensional.

Selain itu, local content requirement (LCR) atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) industri otomotif RI saat ini mencapai 40% untuk kendaraan roda dua, roda tiga hingga roda empat.

Hingga 2024, TKDN akan ditingkatkan menjadi 60% oleh pemerintah. Ini menjadi peluang yang ingin dikejar pemerintah untuk mendukung pengembagan EV dan sebagai tujuan untuk pengembangan auto manufaktur.

Dari sisi investasi, EV juga telah mendorong investasi dalam negeri yang masif. Pada 2022, investasi asing untuk EV mencapai lebih dari USD4 miliar, baik untuk kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.

Pada Maret tahun ini, Hyundai Motor tercatat menggelontorkan investasi sebesar USD1,55 miliar. Kemudian, diikuti Toyota Motor dengan investasi USD1,8 miliar. Adapun Mitsubishi Motors tidak mau kalah dengan investasi sebesar USD0,67 miliar.

Sementara masa depan kendaraan listrik RI bertumpu pada kendaraan roda dua. Indonesia memliki kendaraan yang teregistrasi sebesar 134 juta pada 2019 dan 84% di antaranya yang mana mencapai 113 juta adalah motor roda dua.

Tahun 2021, motor roda dua tercatat mencapai 123 juta dengan penetrasi EV masih 1% dari total tersebut. Tahun ini, jumlah motor mencapai 127 juta dengan penetrasi EV masih 2% dari total tersebut. Angka penetrasi EV ini diperkirakan akan mencapai 10% di tahun 2028 dengan basis jumlah motor konvensional mencapai 131 juta.

Sementara, target penjualan EV diproyeksikan akan mencapai puncak hingga 2025 dengan presentase 44%. Jumlah EV di tahun ini diperkirakan mencapai 4,1 juta untuk kendaraan listrik dan 9,5 juta untuk penjualan kendaraan konvensional.

Adapun sejumlah perusahaan yang dimiliki oleh taipan RI juga masih mendominasi ekosistem bisnis kendaraan listrik.

Beberapa nama di antaranya Indika Group (INDY) dengan entitas produsen EV di bawah naungan PT Solusi Mobilitas Indonesia dan PT Ilectra Motor Group dengan merk kendaraan listrik ALVA ONE. Ada pula PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang bergabung dengan TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dengan membentuk joint venture bernama PT Energi Kreasi Bersama. Brand kendaraan listrik yang diusung adalah Electrum.

Di sisi infrastruktur, EV membutuhkan stasiun penggantian baterai dan pengisian baterai. Di segmen roda dua, kendaraan listrik menggunakan teknologi battery-swapping di antaranya Volta dan Smoot, produk milik SiCepat dan PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) dengan entitas yang mengurusinya yakni Energi Selalu Baru.

Sementara penyediaan stasiun pengisian maupun penukaran baterai kendaraan listrik ini di Indonesia masih didominasi oleh PT PLN Persero, PT Pertamina, hingga Volta Indonesia.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement