sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pendapatan Garuda (GIAA) Terbang Jadi Rp17,76 Triliun di Semester I-2025

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
22/09/2025 13:19 WIB
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berhasil membukukan pendapatan operasi (operating revenue) USD1,07 miliar atau setara Rp17,76 triliun.
Pendapatan Garuda (GIAA) Terbang Jadi Rp17,76 Triliun di Semester I-2025. (Foto Istimewa)
Pendapatan Garuda (GIAA) Terbang Jadi Rp17,76 Triliun di Semester I-2025. (Foto Istimewa)

IDXChannel - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berhasil membukukan pendapatan operasi (operating revenue) USD1,07 miliar atau setara Rp17,76 triliun (mengacu kurs Rp16.600 per USD) sepanjang semester I-2025. Jumlah ini meningkat USD24 juta atau setara Rp398,3 miliar dibandingkan tahun sebelumnya (yoy).

Sementara itu, EBITDA tumbuh USD10 juta atau Rp165 miliar dibandingkan semester I-2024 menjadi USD250 juta atau setara Rp4,1 triliun di 2025. Hal itu seiring dengan kenaikan beban operasional sebesar USD50 juta atau Rp829 miliar menjadi USD1,03 miliar atau setara Rp17,09 triliun.
 
Direktur Niaga Garuda Indonesia Reza Aulia Hakim mengatakan, di sektor operasional, jumlah penumpang yang dilayani naik 104 ribu menjadi 5,37 juta orang. Kapasitas kursi yang disediakan ikut meningkat 133 ribu menjadi 6,85 juta kursi, sementara angkutan kargo melonjak 933 ribu kg menjadi 67,20 juta kg.

Sementara dari sisi armada, hingga semester I-2025 Garuda Indonesia mengoperasikan 58 pesawat layak terbang (40 narrow body dan 18 wide body). Jumlah rute dan destinasi sedikit berkurang. Garuda kini mengoperasikan 70 rute (50 domestik dan 20 internasional), turun 8 rute dibanding periode sebelumnya, dengan 52 destinasi (37 domestik dan 15 internasional), turun satu destinasi dibanding tahun lalu.

"Kami berhasil menambah frekuensi sebesar 2.809 frekuensi menjadi 37.880, dengan jumlah kapasitas 6,85 juta seat, dan jumlah penumpang naik 104 ribu dibandingkan tahun lalu," ujarnya dalam Raker bersama Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (22/9/2025).

Pada kesempatan itu, Reza melaporkan ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP) rata-rata Garuda pada semester I-2025 mencapai 86,02 persen, naik 2,36 poin persentase.

Lebih jauh, Reza melaporkan Traffic Industry (total industri penerbangan domestik dan internasional) turun tajam dari 102,8 juta penumpang pada 2019 menjadi titik terendah 29,9 juta pada 2021 akibat pandemi. Selanjutnya, tren berbalik naik menjadi 62,9 juta (2022), 89,2 juta (2023), 97,8 juta (2024), dan diproyeksikan 105,4 juta pada 2025.

Adapun Traffic Garuda Indonesia juga tertekan, dari 19,7 juta penumpang di 2019 merosot ke 3,4 juta pada 2021. Namun, mulai pulih menjadi 5,6 juta (2022), 8,3 juta (2023), 11,4 juta (2024), dan target 12,2 juta pada 2025.

Jumlah armada yang dimiliki Garuda Indonesia juga turun signifikan pada periode 2019 ke 2025. Sebelumnya berjumlah 142 unit (2019–2020) menjadi 112 (2021), lalu 68 (2022) dan secara bertahap meningkat ke 71 (2023), 73 (2024), hingga proyeksi 78 unit pada 2025.

Kemudian, market share Garuda Indonesia mengalami penurunan dari 19,1 persen (2019) menjadi titik terendah 8,8 persen (2022), dan diperkirakan naik tipis ke 11,2 persen pada 2025.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement