"Kami berhasil menambah frekuensi sebesar 2.809 frekuensi menjadi 37.880, dengan jumlah kapasitas 6,85 juta seat, dan jumlah penumpang naik 104 ribu dibandingkan tahun lalu," ujarnya dalam Raker bersama Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (22/9/2025).
Pada kesempatan itu, Reza melaporkan ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP) rata-rata Garuda pada semester I-2025 mencapai 86,02 persen, naik 2,36 poin persentase.
Lebih jauh, Reza melaporkan Traffic Industry (total industri penerbangan domestik dan internasional) turun tajam dari 102,8 juta penumpang pada 2019 menjadi titik terendah 29,9 juta pada 2021 akibat pandemi. Selanjutnya, tren berbalik naik menjadi 62,9 juta (2022), 89,2 juta (2023), 97,8 juta (2024), dan diproyeksikan 105,4 juta pada 2025.
Adapun Traffic Garuda Indonesia juga tertekan, dari 19,7 juta penumpang di 2019 merosot ke 3,4 juta pada 2021. Namun, mulai pulih menjadi 5,6 juta (2022), 8,3 juta (2023), 11,4 juta (2024), dan target 12,2 juta pada 2025.
Jumlah armada yang dimiliki Garuda Indonesia juga turun signifikan pada periode 2019 ke 2025. Sebelumnya berjumlah 142 unit (2019–2020) menjadi 112 (2021), lalu 68 (2022) dan secara bertahap meningkat ke 71 (2023), 73 (2024), hingga proyeksi 78 unit pada 2025.
Kemudian, market share Garuda Indonesia mengalami penurunan dari 19,1 persen (2019) menjadi titik terendah 8,8 persen (2022), dan diperkirakan naik tipis ke 11,2 persen pada 2025.
(Dhera Arizona)