Ini memberikan sinyal bahwa pihak berwenang dapat meminta pertanggungjawaban dari Hui Ka Yan atas kesuliltan keuangan yang dialami oleh Evergrand, yang telah menghancurkan sektor properti yang menyumbang sekitar seperempat perekonomian China.
Hal ini merupakan pukulan besar bagi Evergrande yang dulunya merupakan pengembang dengan penjulan terlaris, yang telah terhuyung-huyung dari satu krisis ke krisis lainnya sejak 2021 dan gagal membayar kewajiban utang luar negerinya pada akhir tahun ini.
Evergrande telah berupaya mendapatkan persetujuan kreditor untuk merestrukturisasi utang luar negerinya. Prosesnya menjadi sangat rumit setelah Evergrande mengatakan pihaknya tidak dapat menerbitkan utang baru karena penyelidikan terhadap divisi utamanya di China.
Beberapa analis memperkirakan, rencana restrukturisasi utang luar negeri Evergrande kini tampaknya akan gagal dan risiko likuidasi perusahaan semakin meningkat.
“Mereka telah berhasil menghindari ‘bottom line’ dalam mencegah krisis sistematik yang disebabkan oleh salah satu pengembang sejauh ini dan hampir pasti akan melakukan intervensi lebih lanjut jika situasi Evergrande tampaknya mengarah pada penularan,” kata Christopher Beddor, Deputy Director of China Research di Gakeval Dragonomics.