sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham Evergrande Terus Rontok, Bisa Bahaya buat Bursa China?

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
29/08/2023 11:30 WIB
Kebangkrutan yang melanda raksasa properti China, Evergrande, tampaknya memasuki babak baru.
Saham Evergrande Terus Rontok, Bisa Bahaya buat Bursa China? (Foto: MNC Media)
Saham Evergrande Terus Rontok, Bisa Bahaya buat Bursa China? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kebangkrutan yang melanda raksasa properti China, Evergrande, tampaknya memasuki babak baru.

Saham China Evergrande (HK:3333) Group dibuka turun 14,3 persen pada awal perdagangan Selasa (29/8/2023). Penurunan ini memperpanjang kerugian dari hari sebelumnya ketika pengembang tersebut kehilangan USD2,2 miliar, setelah sahamnya rontok 79 persen dari nilai pasarnya.

Hingga pukul 10.37 WIB, saham Evergrande masih terkoreksi 8,57 persen menjelang penutupan sesi pertama. (Lihat grafik di bawah ini.)

Padahal secara keseluruhan, bursa Asia hari ini dibuka menghijau karena sentimen positif Wall Street, termasuk bursa China daratan dan Hong Kong.

Mengutip data Google Finance, indeks Hang Seng di Hong Kong naik 2,03 persen dan indeks Shanghai Composite naik 1,37 persen. Indeks Shenzen juga menghijau dengan kenaikan 2,42 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Pada Senin, (28/8), saham perusahaan properti dengan utang terbesar di dunia ini kembali diperdagangkan setelah sebelumnya disuspensi oleh bursa Hong Kong selama 17 bulan. Langkah ini sebagai langkah penting bagi pengembang untuk merestrukturisasi utang luar negerinya.

Seperti diberitakan secara luas, Evergrande masih menghadapi pengajuan penundaan kebangkrutan kepada regulator Amerika Serikat (AS).

Pada Juli, perusahaan yang terkepung ini mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 15 di pengadilan AS, yang melindungi aset-asetnya di AS dari kreditur, sementara perusahaan tersebut tengah berunding kesepakatan untuk mengajukan restrukturisasi utang.

Dalam pengajuannya ke bursa Hong Kong, Evergrande mengungkapkan pihaknya memiliki total kewajiban sebesar 2,39 triliun yuan per Juni tahun ini. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan 2,44 triliun yuan dalam enam bulan yang berakhir 30 Juni 2022.

Pada Juni, Evergrande memiliki total aset sebesar 1,74 triliun yuan, termasuk total kas, setara kas, dan kas yang dibatasi penggunaannya sebesar 13,4 miliar yuan.

Krisis Menular, Kepercayaan Investor Dipertaruhkan

Krisis Evergrande ini bisa berdampak serius bagi pasar modal di China daratan maupun bursa Hong Kong. Terutama hilangnga modal dari China menuju pasar saham lain.

Laporan Bloomberg pada Senin (28/8) mengatakan saat ini obligasi dan saham di bursa China rentan ditinggal investor. Mengingat, China juga memiliki sejumlah persoalan ekonomi yang belum selesai.

Stimulus pemotongan suku bunga China tahun ini telah mengurangi daya tarik obligasi di mata investor asing. Banyak investor telah mengurangi eksposur mereka terhadap pasar dan mencari alternatif di wilayah lain.

Kepemilikan surat utang negara China di luar negeri berada pada pangsa terendah dari total pasar sejak 2019, menurut perhitungan Bloomberg.

Investor global juga dilaporkan telah menarik lebih dari USD10 miliar modalnya dari pasar saham China, dengan sebagian besar penjualan dilakukan pada saham-saham blue chips.

Goldman Sachs Group Inc. dan Morgan Stanley juga telah memangkas target mereka untuk ekuitas China.

Dalam catatanya sebulan lalu, JP Morgan mengatakan rendahnya kepercayaan sektor swasta dan terbatasnya peningkatan belanja modal sejak pembukaan kembali lockdown China menimbulkan pertanyaan apakah pemulihan negara tersebut akan meluas pada paruh kedua tahun ini.

Secara keseluruhan, pasar negara berkembang diproyeksikan tumbuh di bawah tren sebesar 3,25 persen pada paruh kedua tahun ini akibat dari pelambatan di China.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement