"Indonesia pada akhirnya harus melihat hal tersebut, jika tidak saya rasa kemungkinan besar Indonesia akan mendapatkan masalah tersendiri, karena akan ada penurunan permintaan di masa yang akan datang," sambungnya.
Oleh sebab itu, menurutnya pemerintah harus mampu mengubah struktur ekspor, bukan lagi hanya mengandalkan komoditas fosil saja. Harus bisa mendorong industri pengolahan menjadi tulang punggung ekspor untuk mendatangkan devisa negara.
Hilirisasi dikatakan Andry menjadi salah satu langkah yang baik, namun persoalannya masalah kecepatan. Menurutnya masalah percepatan program hilirisasi ini kerap terbentur dengan hiruk pikuk politik yang terjadi setiap lima tahun sekali hingga potensi perbedaan pandangan kepemimpinan baru.
"Investor juga masih wait and see juga, mereka tidak ingin mengambil keputusan yang terburu-buru, setidaknya sampai presiden dan wakil presiden ini sudah ditentukan," pungkas Andry.
(SLF)