sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pengusaha Mal di Malang: Tak Ada Pemasukan, Benar-benar Hancur

Economics editor Avirista M/Kontributor
03/08/2021 14:15 WIB
Dampak penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 membuat pengelola mal di Malang raya babak belur.
Pengusaha Mal di Malang: Tak Ada Pemasukan, Benar-benar Hancur. (FOTO:  ilustrasi/MNC Media)
Pengusaha Mal di Malang: Tak Ada Pemasukan, Benar-benar Hancur. (FOTO: ilustrasi/MNC Media)

“Kalau PHK belum, kami masih efesiensi dengan cara shift, dengan cara efisiensi, untuk menekan pengeluaran, tetapi kalau lama - lama begini ya pastinya akan ke sana (pemecetan). Nggak kuat, kita uang darimana, nggak dapat apa – apa,” ujar dia.

Di Malang raya dikatakan Suwanto, setidaknya ada ribuan pekerja yang terancam pemutusan hubungan kerja (PHK). Dari laporan yang ia terima, sudah ada beberapa mal di Malang raya sudah ada ratusan bekerja yang dirumahkan dan dipecat.

“Kalau Malang Raya banyak, di Transmart saja sudah 300-an yang dirumahkan, baru Transmart saja, belum yang Matos pasti kan efisiensi dimana - mana, belum yang mal - mal lain. Ya ribuanlah kalau boleh ngomong seluruh Malang raya,” terangnya 

Suwanto menambahkan, saat ini ia dan rekan - rekannya di pelaku pengelola mal hanya bisa bertahan semaksimal mungkin, mulai dari melakukan efisiensi beberapa biaya operasional, hingga menggunakan uang tabungan untuk bisa survive. Namun bila PPKM ini terus berlanjut, tanpa stimulus perekonomian bendera putih juga akan berkibar. 

“Semampu yang kita bisa bertahan, sampai habis modal. Ya berat sampai 2 bulan saja (penerapan PPKM level 4), sudah itu bendera putih,” tandasnya.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement