IDXChannel - Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Jimmy Gani, menyebut pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II-2025 sebesar 5,12 persen yang didorong oleh peningkatan konsumsi pemerintah patut diapresiasi. Namun, dampak nyata dari pertumbuhan tersebut belum sepenuhnya dirasakan masyarakat, khususnya sektor ritel kebutuhan harian.
"Tentu kita apresiasi ya bahwa ada pertumbuhan kan di kuartal ke-II 2025 ini. Tapi kalau saya lihat memang masyarakat belum sepenuhnya merasakan itu," kata Jimmy saat diwawancarai pada Senin (11/8/2025).
Ia menjelaskan, angka pertumbuhan yang tercatat mencakup banyak komponen, termasuk sektor otomotif, yang secara struktural memberikan kontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Di sisi lain, sektor ritel kebutuhan harian justru menunjukkan pertumbuhan yang lebih konservatif.
"Meskipun ritel kebutuhan harian tumbuh lebih konservatif, jadi banyak mungkin kontribusi dari sektor lain yang bisa mengatrol angka agregatnya. Nah, kita berharap bahwa nanti terus digenjot, karena memang perlu penggenjotan lebih lanjut lagi di semester kedua ini, agar lebih terasa gitu, terutama di sektor riil, di konsumsi rumah tangga," lanjutnya.
Jimmy optimistis dampak konsumsi pemerintah bisa menjadi pendorong bagi peningkatan daya beli masyarakat jika realisasi belanja negara terus dipercepat di semester II -2025. Menurutnya, situasi ini akan memberikan dampak kepada sektor-sektor lain, termasuk infrastruktur.
"Iya tentu ini kan ada efek dominonya ya. Misalnya tender-tender sudah jalan, kemudian uang dari pemerintah itu keluar untuk membelanjakan barang dan jasa, tentu akan memberikan dampak kepada sektor-sektor lain, termasuk infrastruktur."
"Nah, dari situ bisa meningkatkan daya beli, yang ujungnya akan dibelanjakan lagi oleh masyarakat," tuturnya.
(Febrina Ratna Iskana)