IDXChannel - Penurunan peringkat kredit Prancis oleh Fitch membayangi Perdana Menteri baru, Sebastien Lecornu, saat dia memulai pembicaraan untuk menyusun anggaran.
Di sisi lain, serikat pekerja bersiap melakukan mogok menentang pengurangan belanja dan pengusaha mengancam protes terhadap kenaikan pajak.
Dengan mengutip ketidakstabilan politik dan meningkatnya utang, Fitch menurunkan peringkat Prancis pada Jumat malam dari AA- menjadi A+, memberi Prancis skor kredit terendah dalam sejarahnya hanya beberapa hari setelah Presiden Emmanuel Macron menunjuk Lecornu sebagai perdana menteri kelimanya dalam dua tahun terakhir.
Melansir Investing, Senin (15/9/2025), para analis mengatakan hal ini sebagian besar sudah diperkirakan. Penurunan peringkat oleh Fitch menandai perjuangan berat yang harus dihadapi Lecornu dalam menyajikan rancangan pertama anggaran 2026 ke parlemen paling lambat 7 Oktober, dengan kemungkinan perpanjangan hingga 13 Oktober.
Lecornu menghadapi tugas yang hampir mustahil, melakukan pemotongan anggaran yang diminta oleh investor yang semakin tidak sabar dengan pengeluaran Prancis, sambil memenangkan dukungan dari tiga blok parlementer yang memiliki ideologi berbeda mengenai cara memotong anggaran.
Dia juga menghadapi tekanan dari jalanan. Serikat pekerja telah menyerukan mogok nasional pada Kamis untuk memprotes rencana Lecornu mengurangi defisit anggaran, yang merupakan defisit terbesar di zona euro, sebesar 5,4 persen dari produk domestik bruto tahun ini.
Pada Sabtu, dalam wawancara pertamanya sejak menjabat, Lecornu mengatakan dia akan membatalkan rencana pendahulunya untuk menghapus dua hari libur nasional, dan dia terbuka untuk membahas pajak lebih tinggi bagi orang kaya.
Partai Sosialis meminta pajak kekayaan bagi orang super kaya agar mereka mau mendukung pemerintah Lecornu. Patrick Martin, Ketua federasi pengusaha MEDEF, mengatakan pengusaha akan menggelar aksi besar-besaran menentang rencana pajak itu.
Kenaikan pajak yang besar juga bisa membuat Partai Republik konservatif menjauh. Pemimpinnya, Menteri Dalam Negeri yang akan keluar, Bruno Retailleau, mengatakan bahwa tuntutan Partai Sosialis hanya akan memperburuk keadaan di Prancis, yang sudah memiliki pajak tinggi.
Lecornu mengatakan, dengan biaya pinjaman Prancis yang meningkat karena kekhawatiran mengenai kemampuan negara itu mengendalikan defisit, anggaran harus menempatkan keuangan publik pada jalur yang sehat.
Lecornu memberikan sedikit indikasi prioritas anggarannya, selain mengatakan dia ingin memberi pemerintah daerah lebih banyak wewenang dan mengurangi lapisan birokrasi.
Sementara itu, Marine Le Pen dari partai sayap kanan National Rally kembali menekan Macron untuk mengadakan pemilihan parlemen baru, sebuah gagasan yang sejauh ini ditolak. Pemimpin partai, Jordan Bardella, mengatakan Lecornu harus menunjukkan pemisahan yang jelas dari kebijakan masa lalu atau menghadapi pemungutan suara yang menentang pemerintahannya.
(NIA DEVIYANA)