Burns mengakui bahwa sejauh ini intelijen AS belum memiliki bukti praktis bahwa Putin bergerak menuju penggunaan senjata nuklir taktis dalam waktu dekat. Para pejabat Rusia juga sejauh ini belum ada yang secara lugas menyerukan serangan senjata nuklir strategis untuk menghancurkan kota-kota di AS, Rusia, Eropa dan Asia.
Kepala Wilayah Chechnya Rusia, Ramzan Kadyrov, mengatakan bahwa Moskow memang harus mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir taktis hasil rendah di Ukraina. Senjata tersebut dapat dijatuhkan dari pesawat, ditembakkan pada rudal dari darat, kapal atau kapal selam, atau diledakkan oleh pasukan darat.
Senjata nuklir taktis pada dasarnya digunakan di medan perang untuk tujuan taktis dan jauh lebih lemah daripada bom besar yang diperlukan untuk menghancurkan kota-kota besar, seperti Moskow, Washington atau London.
Meski Rusia memiliki pasukan nuklir khusus yang dilatih untuk berperang di medan perang apokaliptik seperti itu, tidak jelas bagaimana pasukannya yang terdiri dari pasukan reguler, tentara bayaran, tentara cadangan dan milisi lokal akan mengatasinya.
Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia adalah kekuatan nuklir terbesar di dunia berdasarkan jumlah kepemilikannya atas hulu ledak nuklir. Kremlin disebut memiliki 5.977 hulu ledak, sementara AS memiliki 5.428.