Adanya dana bantuan tersebut akan lahir film-film bermutu dengan genre yang beragam sehingga akan memberi banyak pilihan kepada para penonton di gedung bioskop sekaligus mendorong minat masyarakat kembali ke bioskop. Dari beragam genre film itu, ada yang mengangkat judul film lama yang pernah sukses di gedung bioskop di era tahun 1980 dan 1990-an seperti ‘Ali Topan Anak Jalanan’ dan ‘Losmen Bu Broto 2’.
Film layar lebar menyerap banyak tenaga kerja langsung atau tenaga kerja kreatif film mulai dari produser, sutradara, penulis skenario, penata kamera, penata artistik, penata musik, editor, pengisi dan penata suara, hingga aktor-aktris. Jumlahnya mulai ratusan hingga ribuan. Untuk membuat sebuah film kolosal membutuhkan hingga puluhan ribu tenaga kerja langsung.
Misalnya, film ‘Ali Topan Anak Jalanan’ dalam proposalnya memperkirakan akan menyerap 264 tenaga kerja langsung, sedangkan film ‘Losmen Bu Broto 2’ akan menyerap 198 orang tenaga kerja langsung.
Dana stimulus PEN subsektor film secara total diperkirakan akan menyerap 14.761 tenaga kerja langsung baik untuk skema promosi film layar lebar tayang bioskop, skema produksi untuk film pendek dan film dokumenter, maupun skema pra-produksi film layar lebar.
Sementara itu, serapan tenaga kerja tidak langsung diproyeksikan mencapai ratusan ribu tenaga kerja mulai tenaga kerja katering untuk kru film, kendaraan film, hingga penjaga bioskop dan lainnya.
Kucuran dana stimulus PEN subsektor film telah mengalir ke rumah-rumah produksi. Sekitar 125 judul film (film pendek, film dokumenter, dan film layar lebar) akan tayang di gedung bioskop serta tampil di ajang festival film. Dana stimulus PEN film menciptakan peta baru perfilman Indonesia.
(NDA)