Sebagai upaya untuk meningkatkan harga pasar kopi Robusta dalam negeri, saat ini banyak kopi Robusta premium yang diproduksi di Indonesia.
Pada musim kopi 2022/2023, sekitar sepuluh juta karung kopi Robusta seberat 60kg diproduksi di Indonesia. Indonesia juga menjadi salah satu produsen kopi terkemuka di dunia , dan mengekspor sebagian besar biji kopi yang dihasilkannya.
Dengan terbatasnya pasokan di pasar terbuka, masyarakat cenderung beralih ke stok bersertifikat dan conilon Brasil, yang mengakibatkan stok kopi Robusta bersertifikat terus menurun (terendah dalam sepuluh tahun) dan volume pengiriman yang lebih tinggi dari Brasil.
“Ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran mendorong harga naik di mana ini merupakan sebuah situasi yang umum terjadi di pasar,” kata Ole Hansen, Head of Commodity Strategy di Saxo Bank.
Dampak
Ketika harga kopi naik, ini memang akan turut memengaruhi konsumen yang setiap hari menikmati kopi. Meski demikian, kata Hansen, harga atau biaya biji kopi hanya menyumbang sebagian kecil dari total harga secangkir kopi yang kita nikmati.
“Oleh karena itu, konsumen tidak akan merasakan dampak langsung dari hal ini ketika mereka mengunjungi kedai kopi lokalnya,” jelasnya.
Bagi para trader, kondisi ini adalah opportunity besar. Harga biji kopi melonjak 60 persen selama setahun terakhir dan hal ini berdampak besar pada pasar dan menciptakan peluang baru dalam perdagangan.
“Trader harus memperhatikan perubahan harga ini dengan cermat, karena terdapat banyak pergerakan di pasar, sehingga terdapat lebih banyak peluang,” imbuhnya. (ADF)