Ketua Umum Perhumas Boy Kelana Soebroto turut menjelaskan pentingnya meneruskan tongkat estafet dari praktisi humas senior ke generasi selanjutnya,
“Konvensi ini merupakan salah satu bagian dari upaya kami untuk mempersiapkan para leaders of tomorrow. Sekaligus menjawab tantangan humas ke depan yang semakin kompleks,” ujar Boy.
Boy juga tak memungkiri pandemi, hoaks, hingga fenomena post-truth telah mendorong humas menjadi jantung bagi setiap institusi. Untuk itu, humas mengambil peran strategis untuk mengelola isu-isu terkait organisasi.
Organisasi Perhumas yang berdiri sejak 15 Desember 1972 ini menilai pentingnya membekali insan humas dengan lima kompetensi utama meliputi Strategic Planning, Strategic Campaign, Strategic Media, Crisis Communications, serta keterampilan dalam melakukan Evaluation and Measurement.
Konvensi Humas Indonesia di hari pertama menghadirkan dua sesi diskusi bersama para pakar lintas bidang. Diskusi pertama mengangkat tema Kolaborasi untuk Kemajuan Negeri dengan empat narasumber diantaranya Honesti Basyir (Direktur Utama Holding BUMN Farmasi), Ari Respati (Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation/ ITDC), Oni Marbun (Deputi Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan), Tri Agung Kristanto (Wakil Pemimpin Redaksi Kompas) yang dipandu oleh Moderator Glory Oyong, BPP Perhumas.