Misalnya, saat Kominfo ingin mengajak masyarakat untuk di vaksin. Seperti diketahui, penggunaan vaksin untuk menjaga masyarakat dari virus Covid-29, namun justru ada pihak-pihak yang menyebarkan informasi yang salah. Sehingga sedikit masyarakat yang mau di vaksin.
"Kata orang vaksin itu haram padahal sebetulnya tidak seperti itu. Nah ini menjadi tantangan kami," ujar Usman.
Namun, Kominfo tidak diam. Demi mengatasi disinformasi atau hoaks, pihaknya memiliki strategi dari hulu hingga hilir.
Usaman menyebut, dari sisi hulu Kominfo melakukan literasi digital. Mengedukasi masyarakat untuk tidak membuat dan menyebarkan hoaks, serta menghimbau masyarakat untuk tidak lekas percaya terhadap hoaks.
"Di tingkat tengahnya, kami melakukan berbagai hal. Setidaknya ada dua. Pertama, kontra-narasi. Kami sampaikan bahwa itu hoaks yang benar kita sampaikan kebenarannya. Kedua, melakukan take down. Kita menghapus informasi-informasi yang tidak benar itu dengan bekerjasama dengan platform-platform digital seperti Facebook, Google, Instagram, TikTok, dll. Karena yang bisa melakukan take down adalah platform-platform digital itu sendiri. Kominfo sifatnya hanya meminta mereka untuk take down," papar Usman.