IDXChannel - Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) mengungkapkan, produksi penggilingan padi skala kecil masih terhalang oleh kekuatan pemain-pemain besar. Sehingga, menyebabkan hasil panen para penggiling padi skala kecil tidak optimal.
Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso mengatakan, salah satu hambatannya yakni kesulitan akses modal dan pasar. Di lain sisi, revitalisasi berjalan lambat.
"Kapasitas penggilingan padi telah jauh melebihi ketersediaan produksi gabah, pemilik modal besar lah yang mampu menguasai bahan (pupuk) dan pasar. Apalagi kalau pemerintah tidak mempunyai stok, inilah yang menyebabkan yang terjadi gabah berwisata dan sebagainya," ujar Sutarto dalam diskusi Forum Wartawan Pertanian secara daring, Rabu (12/4/2023).
Dia memaparkan, berdasarkan catatannya dalam perkembangan beberapa tahun terakhir, produksi gabah itu berfluktuasi (naik turun) dibandingkan tahun sebelumnya. Di tahun 2019, turun 7% dibanding tahun 2018 kemudian tahun 2020, hanya naik sedikit. Lalu tahun 2021 turun lagi, tahun 2022 naiknya hanya 0,57%.