IDXChannel - Idul Adha merupakan salah satu hari besar bagi umat muslim di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
Idul Adha juga menjadi momentum bagi para penjual hewan ternak dan daging kurban untuk memperoleh berkah dari hari raya ini. Oleh karenanya, Idul Adha juga menjadi momentum perputaran ekonomi yang massif.
Lalu, seperti apa potensi ekonomi saat musim kurban di Indonesia?
Perputaran Uang saat Kurban
Jika melihat Idul Adha tahun lalu, Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) menghitung potensi ekonomi dari kurban di Indonesia mencapai Rp24,3 triliun. Angka ini berasal dari 2,17 juta orang pekurban pada 2022.
Proyeksi tersebut naik tipis dibandingkan tahun 2021 yang besarnya Rp22,3 triliun dari 2,11 juta orang pekurban.
Menurut IDEAS, kebutuhan hewan kurban terbesar tahun ini adalah kambing-domba sekitar 1,31 juta ekor. Sedangkan kebutuhan sapi-kerbau diperkirakan sekitar 519 ribu ekor.
Hitungan ini berdasarkan asumsi berat kambing-domba berkisar 20-80 kg dengan berat karkas 41% serta berat sapi-kerbau antara 250-750 kg dengan berat karkas 57%.
Dari hasil tersebut, potensi ekonomi kurban 2022 dari sekitar 1,8 juta hewan ternak setara dengan 106,2 ribu ton daging. (Lihat grafik di bawah ini.)
IDEAS juga memproyeksikan potensi kurban terbesar datang dari pulau Jawa terutama di wilayah aglomerasi yang memiliki banyak penduduk muslim berdaya beli tinggi.
Potensi kurban Pulau Jawa diproyeksikan terdiri dari 396 ribu sapi-kerbau dan 936 ribu kambing-domba senilai Rp18,3 triliun atau setara 80,4 ribu ton daging.
Lebih lanjut, kurban di Jawa paling besar diperkirakan ada di Jabodetabek yaitu 117 ribu sapi-kerbau dan 280 ribu kambing-domba dengan nilai Rp5,3 triliun atau setara 24 ribu ton daging.
Adapun potensi kurban di Jawa terbesar lainnya datang dari wilayah Bandung Raya, Surabaya Raya, Yogyakarta Raya, Malang Raya dan Semarang Raya.