sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Persaingan Antarkomoditas Jadi Salah Satu Penyebab Produksi Biji Kakao RI Menurun

Economics editor Muhammad Farhan
01/08/2024 02:00 WIB
Produksi biji kakao mengalami penurunan signifikan dibandingkan 10 tahun belakangan.
Persaingan Antarkomoditas Jadi Salah Satu Penyebab Produksi Biji Kakao RI Menurun. Foto: MNC Media.
Persaingan Antarkomoditas Jadi Salah Satu Penyebab Produksi Biji Kakao RI Menurun. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Ketua Umum Dewan Kakao Indonesia, Soetanto Abdullah, mengatakan ekspor produksi olahan biji kakao berhasil mengalami peningkatan sebesar 80-90 persen dibandingkan 20 tahun sebelumnya. 

Meskipun begitu, produksi biji kakao mengalami penurunan signifikan dibandingkan 10 tahun belakangan.

Soetanto mengatakan penurunan produksi biji kakao tersebut mengakibatkan peringkat Indonesia sebagai produsen kakao terbesar kedua di dunia kini turun menjadi peringkat enam di dunia. Adapun faktor utama penyebab penurunan produksi karena tanaman Kakao yang mulai tua.

"Penyebab pertama itu tanaman kakao kita sudah tua. Rata-rata tanaman kakao kita itu ditanam pada tahun 1980, padahal umur ekonomis kakao itu paling tua itu 45 tahun. Jadi seharusnya sudah diremajakan," kata Soetanto dalam Market Review IDX Channel, Rabu (31/7/2024).

Selain itu, faktor penurunan juga disebabkan adanya persaingan antar komoditas. Para petani Indonesia memiliki banyak pilihan tanaman lain apabila Kakao belum memberikan dampak menguntungkan dalam rantai pasoknya.

"Lahan yang cocok untuk Kakao, secara kebetulan itu juga cocok untuk komoditas lain seperti kelapa sawit, jagung, padi kultur. Yang mana pada saat-saat tertentu, nilai ekonomi komoditas lain menjadi pesaing kakao, sehingga petani tergiur untuk mengalihfungsikan lahannya menjadi tanaman selain kakao," kata Soetanto.

Soetanto juga mengungkapkan penurunan produksi kakao disebabkan banyaknya hama dan penyakit yang menyerang.

"Di lapangan, serangan hama dan penyakit kepada tanaman Kakao cukup luar biasa. Para petani kakao cukup kewalahan menghadapi itu," kata Soetanto.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement